AD (728x90)

Recent

Contact Form

Name

Email *

Message *

Responsive Advertisement

Total Tayangan Laman

Label

Categories

Welcome To SoraBook

You can use this area to describe the Books and your blog. . This responsive template is ideal for posting many types of digital products such as e-books, audio CDs, DVDs, paintings, photographs or any form of digital art or products.

Tuesday, December 24, 2019

Tingkat Konsumsi Beras di Indonesia

Share it Please

Tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia pada 2011 tercatat mencapai 102 kg
per kapita per tahun. Angka konsumsi beras ini paling tinggi dibandingkan tingkat
konsumsi di negara lain seperti Korea 40 kg per kapita per tahun, Jepang 50 kg per
kapita per tahun, Malaysia 80 kg per kapita per tahun dan Thailand 70 kilogram per
kapita per tahun. Rata-rata konsumsi beras dunia hanya 60 kg per kapita per tahun
(Tempo 2013). Dengan tingkat konsumsi beras yang tinggi, ketahanan pangan
Indonesia sangat rawan terutama bila terjadi bencana sehingga produksi beras tidak
sesuai target. Oleh karena itu perlu dilakukan diversifikasi pangan.
Perilaku masyarakat Indonesia bila belum makan nasi artinya belum makan sulit
dirubah sehingga merubahnya membutuhkan strategi pentahapan. Salah satu
strateginya adalah membuat beras tiruan dengan bahan selain dari padi (artificial rice).
Konsumen masih menyimpan, mengolah dan memakan dalam bentuk beras tetapi
bahan bakunya bukan dari padi. F-Technopark sebagai salah satu pusat penelitian di
Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mengembangkan invensi beras dengan bahan
selain dari padi yang disebut dengan Beras Analog. Beras ini telah diujicoba dan sedang
dikembangkan dalam skala pilot plant untuk dikembangkan lebih lanjut dalam skala
industri. Manfaat beras ini dalam jangka panjang untuk mendiversifikasi makanan
pokok. Beras ini sudah ada pada tahun 1969-an dengan nama beras TEKAD (keTelo,
Kacang dan Djagung) tetapi gagal berkembang (Andrianto et al.,2013). Persepsi
konsumen terhadap beras analog perlu dikaji agar beras analog sukses dipasarkan.
Beras analog IPB adalah beras buatan yang dibuat dari berbagai tepung lokal (umbi-
umbian, serealia, sagu) dengan menggunakan teknologi ekstrusi panas. Beras Analog
dikembangkan oleh F-Technopark Fakultas Teknologi Pertanian IPB sebagai pangan
alternatif yang sehat dan aman serta memiliki sifat fisik dan fungsional menyerupai
beras konvensional. Dari segi kandungan gizi, selain sama-sama merupakan sumber
karbohidrat, Beras Analog terbukti lebih sehat karena memiliki Indeks Glikemik yang
lebih rendah dibandingkan beras konvensional. Dengan karakteristik produk yang
memiliki bentuk butiran menyerupai beras dan dikonsumsi layaknya nasi serta
mempunyai komposisi gizi sesuai kebutuhan, Beras Analog mempunyai prospek yang
sangat baik sebagai produk substansi beras konvensional yang mendukung program
diversifikasi pangan (Budijanto 2012).

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Post a Comment

© 2013 Sekolah Pagi. All rights resevered.Thetechbook Designed by Templateism