Pemanfaatan Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Kap Lampu Cantik yang Bernilai Ekonomi Tinggi
Volume sampah non-organik cenderung terus bertambah, mulai dari botol plastik, kantong plastik, kemasan plastik, dan lain sebagainya. bahkan sempat diliris salah satu produsen mie intsan terbesar di Indonesia telah menghasilkan 11 miliyar sampah pertahun. di kota Bandung sendiri, diperkirakan dalam sehari menghasilkan 35 ton sampah plastik atau sama dengan 1.750.000 kantong kresek yang masing-masing ukurannnya 3000 m2.
Di perkampungan maupun di kota besar akan mudah sekali untuk menemukan sampah plastik, dan Industri pengolahan limbah plastik akan mudah ditemukan karena mereka yang mengolah limbah plastik menjadi cacahan plastik, yang kemudian disuplai untuk diolah kembali menjadi pelet sebagai bahan baku utama bagi Industri pemprosesan plastik daur ulang seperti kantong kresek, perabot plastik dan lain sebagainya. Beberapa tahun terakhir, ketika krisis minyak dunia terjadi, ternyata berdampak pula terhadap industri kecil pengolah limbah plastik, dimana harga bahan baku plastik baru, nyaris sama dengan bahan baku plastik bekas. Dilatarbelakangi oleh hal ini kemudian dilaksanakan riset pengembangan produk melalui pemanfaatan pengolahan limbah plastik menjadi karya produk yang diharapkan memiliki nilai tambah. Kegiatan dilaksanakan oleh Pusat Penelitian FSRD ITB, Yayasan Apikayu dan salah satu industri pengolah limbah plastik di daerah Bandung Selatan, sebagai beneficiary dari kegiatan ini.
Penelitian dilakukan dengan memotong rantai produksi sampah plastik-gilingan-flakes-pasta-bijih plastik/pellet sebelum dicacah menjadi bijih plastik/pellet sehingga pasta dicetak melalui extrusion molding menjadi untaian plastik dengan diameter +/- 3mm yang siap dianyam. Pemrosesan material termoplastik dilakukan dengan melelehkan material melalui pemanasan yang diinjeksikan oleh screw ke dalam cetakan dies yang kemudian didinginkan oleh air dimana material tersebut akan menjadi dingin dan mengeras ketika ditarik oleh puller dengan profil nozzle bervariasi seperti pada penampang pada bahan-bahan helai anyaman rotan, yang lazim disebut dengan lasio/peel, pitrit dan juga jenis profil lainnya, sehingga dapat dihasilkan berbagai tipe helai anyaman seperti pada bambu ataupun rotan.
Melalui kegiatan ini diharapkan, industri kecil sebagai beneficiary dari kegiatan melanjutkannya hingga tahap komersialisasinya, saat ini harga plastik olahan daur ulang sangat fluktuatif dan cenderung menyamai harga bahan baku plastik baru, sehinga potensi pengembangan dari riset awal ini layak untuk dikembangkan, dengan potensi pengembangan produk menjadi produk-produk aksesoris interior yang memiliki nilai tambah berlipat ganda dari sekedar harga bahan baku plastik daur ulang (flakes atau pellet).
Riset Unggulan ITB 2010, Pusat Penelitian Produk Budaya dan Lingkungan, Yayasan Apikayu, PT. Ganesa Plastik
Peneliti: Deny Willy, Muhammad Ihsan, Beni Chandra, Alfian, Krissandi, Nuryanto
0 komentar:
Post a Comment